Mendag Busan Ajak Lulusan Akademi Metrologi dan Instrumentasi Jadi Wirausahawan Tangguh di Bidang Metrologi

oleh

Suro-news.com Sumedang – Menteri Perdagangan Budi Santoso mengapresiasi keberhasilan Akademi Metrologi dan Instrumentasi dalam mencetak sumber daya manusia (SDM) unggul di bidang metrologi.

Mendag Busan juga mendorong para lulusan untuk tidak hanya bekerja di sektor industri, tetapi juga mampu menjadi wirausahawan yang tangguh. Hal tersebut disampaikan Mendag Busan saat memberikan pembekalan kepada 66 wisudawan dan wisudawati di acara Sidang Terbuka Senat Akademik Akademi Metrologi dan Instrumentasi dalam rangka Wisuda ke-7 Program Studi D-III Metrologi dan Instrumentasi di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, pada Rabu, (17/9).

“Saya merasa bangga dapat melihat 66 lulusan yang akan menjadi pemimpin Indonesia di masa mendatang. Dari jumlah tersebut, 13 di antaranya bahkan sudah diterima bekerja. Kami berharap para lulusan tidak hanya berkarier di industri, tetapi juga dapat menjadi wirausahawan sukses, khususnya di bidang kemetrologian,” ujar Mendag Busan.

Mendag Busan juga mendorong lulusan Akademi Metrologi dan Instrumentasi untuk berkontribusi dalam perekonomian nasional menggunakan ilmu metrologi yang telah diperoleh. Manfaat yang dapat diberikan ilmu metrologi, antara lain, menjaga akuntabilitas transaksi, melindungi konsumen, memberi kepastian hukum, hingga mendukung sistem perdagangan berbasis standar.

Mendag Busan menjelaskan, lulusan Akademi Metrologi dan Instrumentasi memiliki peran strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini dapat diwujudkan dengan berkontribusi dalam mendukung berbagai program Kementerian Perdagangan, yakni Pengamanan Pasar Dalam Negeri, Perluasan Pasar Ekspor, serta UMKM Berani Inovasi, Siap Adaptasi (BISA) Ekspor.

Menurutnya, metrologi legal memiliki peranan penting dalam menunjang ketiga program tersebut.

Selain itu, Mendag Busan menyatakan, peluang kerja di bidang kemetrologian masih terbuka lebar. Saat ini, terdapat 390 Unit Metrologi Legal (UML) di seluruh kabupaten/kota Indonesia dengan total 1.868 SDM.

“Hal ini menjadi peluang bagi para lulusan untuk mengisi kebutuhan SDM di kabupaten/kota yang belum memiliki UML maupun menggantikan para SDM yang akan pensiun di 390 UML tersebut,” ujar Mendag Busan.

Mendag Busan juga menyampaikan ucapan selamat atas Peringatan Hari Jadi Akademi Metrologi dan Instrumentasi yang ke-11. Menurutnya, sejak berdiri pada 17 September 2014, keberadaan Akademi Metrologi dan Instrumentasi telah memberikan kontribusi nyata dalam mencetak tenaga profesional di bidang kemetrologian yang turut berperan dalam mendukung pembangunan perekonomian nasional.

“Selamat Dies Natalis ke-11 untuk Akademi Metrologi dan Instrumentasi. Saya berharap Akademi Metrologi dan Instrumentasi terus melahirkan SDM unggul di bidang metrologi dan instrumentasi, seperti adik-adik lulusan di hadapan saya saat ini sehingga dapat mendukung perdagangan yang adil dan transparan, yang pada akhirnya berdampak positif bagi perekonomian Indonesia,” ujar Mendag Busan.

Pencapaian dan Profil Lulusan Unggul

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perdagangan (BPSDMP) Mardyana Listyowati turut menyampaikan selamat dan sukses atas keberhasilan para lulusan yang telah menyelesaikan pendidikan di Akademi Metrologi dan Instrumentasi. Mardyana berharap, para lulusan dapat mengimplementasikan dan mengamalkan ilmu dan kompetensi yang dimiliki secara profesional dan penuh tanggung jawab.

“Sebagai lulusan Akademi Metrologi dan Instrumentasi, para lulusan diharapkan dapat menjadi agen perubahan bangsa dengan bekerja keras, tulus, dan ikhlas, serta menjunjung nilai-nilai kejujuran dan berdisiplin tinggi,”tambahnya.

Mardyana menyampaikan dalam laporannya, 66 lulusan Akademi Metrologi dan Instrumentasi tahun ini memiliki rata-rata IPK 3,64 dengan IPK tertinggi yaitu 3,96 dan IPK terendah yaitu 3,17. Berdasarkan predikatnya, 33 di antaranya meraih predikat “Dengan Pujian”, dan 33 lainnya “Sangat Memuaskan”.

Jika dilihat dari daerah asalnya, lulusan berasal dari 19 provinsi di Indonesia, yaitu Provinsi Jawa Barat sebanyak 13 orang; Provinsi Jawa Timur sebanyak 10 orang; Provinsi Aceh sebanyak 7 orang; Provinsi Jawa Tengah sebanyak 6 orang; Provinsi Kalimantan Selatan sebanyak 5 orang; Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 4 orang; Provinsi Banten, Maluku Utara, dan Sumatra Utara masing-masing sebanyak 3 orang; serta Provinsi Jambi dan Riau masing-masing sebanyak 2 orang. Selanjutnya, masing-masing 1 orang berasal dari Provinsi Kalimantan Barat, Kepulauan Riau, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, dan Sumatra Barat.

Mardyana menambahkan, hasil penelusuran alumni (tracer study) Akademi Metrologi dan Instrumentasi pada 2024 menunjukkan, dari total 246 lulusan, sebanyak 221 atau 89,8 persen lulusan telah bekerja.

“Yang menarik dan menjadi pijakan rasa optimisme kita terhadap kebutuhan pendidikan di bidang metrologi dan instrumentasi yaitu masa tunggu kerja lulusan Akademi Metrologi dan Instrumentasi yang didominasi waktu kurang dari 6 bulan setelah wisuda. Hal tersebut dialami oleh para lulusan saat ini, yaitu sebanyak 13 orang telah diterima bekerja,” kata Mardyana.

Farhares Gadama, lulusan terbaik Akademi Metrologi dan Instrumentasi dengan IPK 3,96 mengungkapkan terima kasih kepada Kemendag, khususnya sivitas Akademi Metrologi dan Instrumentasi yang telah menyelenggarakan pendidikan berkualitas dan membuatnya siap memasuki dunia profesional.

“Saya merasa fondasi pengetahuan yang kokoh dari para dosen yang ahli, dikombinasikan dengan pembekalan praktik yang relevan dengan dunia kerja, merupakan kunci keberhasilan saya,” ujar Farhares.

Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama 

Pada acara tersebut, juga dilakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Akademi Metrologi dan Instrumentasi Kemendag dengan Pusat Pengembangan Sumber Daya Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian Badan Standardisasi Nasional (BSN) tentang Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Manusia di Bidang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian.

Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Akademi Metrologi dan Instrumentasi Vera Firmansyah dengan Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian BSN Arini Widyastuti dengan disaksikan oleh Kepala Pusat Pengembangan Kompetensi Aparatur Perdagangan, M. Rivai Abbas.

“Perjanjian Kerja Sama ini bertujuan untuk meningkatkan sinergi pengembangan kompetensi sumber daya manusia di bidang standardisasi dan penilaian kesesuaian sesuai tugas dan fungsi kedua belah pihak,” pungkas Mardyana. (SR)